Desa Panunggalan

Kec. Pulokulon
Kab. Grobogan - Jawa Tengah

Artikel

Istri Meninggal, Begini Status Waris Suaminya

NUR FAIZIN, S.Pd., C.LDSP

10 Juli 2025

39 Kali dibuka

Hukum waris yang berlaku di Indonesia untuk menentukan status waris seorang suami atas harta peninggalan istrinya dapat merujuk pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) atau Kompilasi Hukum Islam (KHI), tergantung pada status perkawinan dan agama yang dianut pasangan tersebut. Berikut penjelasan berdasarkan kedua hukum tersebut:


1. Hukum Waris Menurut KUH Perdata

KUH Perdata biasanya diterapkan untuk perkawinan yang tunduk pada hukum sipil (non-Islam) atau perkawinan yang tidak diatur secara khusus oleh hukum agama tertentu. Hukum waris ini diatur dalam Buku II KUH Perdata, khususnya tentang warisan (erfenis).

Status Waris Suami

  • Jika tidak ada anak atau keturunan langsung:
    Menurut Pasal 832 KUH Perdata, jika istri meninggal dunia tanpa meninggalkan anak atau keturunan, suami sebagai ahli waris utama berhak atas seluruh harta warisan (baik harta bawaan istri maupun harta bersama, jika perkawinan berdasarkan persatuan harta).
  • Jika ada anak atau keturunan:
    Jika istri meninggal dan meninggalkan anak, maka harta warisan dibagi rata antara suami dan anak-anak. Menurut Pasal 852 KUH Perdata, suami mendapatkan bagian yang sama dengan anak-anak. Misalnya, jika ada dua anak, harta warisan dibagi tiga bagian: satu untuk suami, satu untuk masing-masing anak.
  • Harta Bersama dalam Perkawinan:
    Dalam perkawinan berdasarkan KUH Perdata, harta bersama (gemeenschap van goederen) dibagi terlebih dahulu. Suami berhak atas setengah bagian harta bersama sebagai haknya sebagai pasangan, bukan sebagai warisan. Sisa harta peninggalan istri (harta bawaan istri + setengah harta bersama) kemudian diwariskan sesuai aturan di atas.
  • Jika ada perjanjian pisah harta:
    Jika perkawinan berdasarkan perjanjian pisah harta, maka hanya harta bawaan istri dan harta yang diperoleh istri selama perkawinan yang diwariskan. Suami tidak berhak atas harta bersama, tetapi tetap mendapatkan bagian waris sesuai aturan di atas (seluruhnya jika tidak ada anak, atau bagian rata jika ada anak).

Catatan Penting:

  • Dalam KUH Perdata, tidak ada perbedaan antara suami dan istri dalam hal warisan; keduanya memiliki kedudukan yang setara sebagai ahli waris.
  • Jika ada wasiat, wasiat tersebut dapat mengubah pembagian warisan, tetapi bagian sah (legitieme portie) ahli waris utama (suami/anak) tetap dijamin (Pasal 913 KUH Perdata).

2. Hukum Waris Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI)

KHI berlaku untuk perkawinan yang dilakukan menurut hukum Islam dan diatur dalam Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991. Hukum waris Islam mengacu pada prinsip faraid (pembagian warisan berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis).

Status Waris Suami

Menurut Pasal 171-179 KHI, bagian warisan suami tergantung pada ada atau tidaknya anak/keturunan dari istri yang meninggal:

  • Jika tidak ada anak atau keturunan:
    Suami berhak atas 1/2 (setengah) bagian dari harta warisan istri (berdasarkan Al-Qur'an, Surah An-Nisa ayat 12).
  • Jika ada anak atau keturunan:
    Suami berhak atas 1/4 (seperempat) bagian dari harta warisan istri, dan sisa harta dibagikan kepada anak-anak atau ahli waris lainnya sesuai ketentuan faraid.
  • Harta Bersama dalam Perkawinan:
    Menurut Pasal 97 KHI, jika perkawinan menghasilkan harta bersama (harta gono-gini), maka harta bersama dibagi terlebih dahulu:
    • Janda/duda berhak atas setengah bagian harta bersama sebagai hak perkawinan, bukan warisan.
    • Sisa harta peninggalan istri (harta bawaan istri + setengah harta bersama) kemudian diwariskan sesuai hukum faraid, dengan suami mendapatkan 1/2 atau 1/4 bagian seperti dijelaskan di atas.
  • Jika ada perjanjian pisah harta:
    Jika perkawinan berdasarkan perjanjian pisah harta, hanya harta bawaan istri yang diwariskan. Suami tetap mendapatkan bagian waris sesuai aturan faraid (1/2 jika tidak ada anak, 1/4 jika ada anak).
  • Ahli waris pengganti:
    Jika tidak ada anak, harta warisan sisa setelah bagian suami dapat dibagikan kepada ahli waris lain (misalnya, orang tua istri atau saudara kandungnya) sesuai urutan prioritas dalam KHI.

Catatan Penting:

  • Dalam hukum Islam, bagian warisan suami (1/2 atau 1/4) adalah bagian tetap (fardh) yang tidak dapat diubah kecuali dengan wasiat, tetapi wasiat hanya boleh diberikan untuk maksimal 1/3 harta kepada pihak yang bukan ahli waris (Pasal 195 KHI).
  • Perhitungan warisan dalam KHI juga mempertimbangkan ahli waris lain seperti orang tua atau saudara kandung istri, yang dapat memengaruhi pembagian akhir.

Perbandingan Singkat

Aspek KUH Perdata KHI
Bagian Suami (tanpa anak) Seluruh harta warisan 1/2 harta warisan
Bagian Suami (ada anak) Bagian rata dengan anak 1/4 harta warisan
Harta Bersama Suami dapat setengah harta bersama + warisan Suami dapat setengah harta bersama + warisan
Dasar Hukum Pasal 832, 852 KUH Perdata Pasal 171-179 KHI, Al-Qur'an (An-Nisa: 12)

Kesimpulan

  • Jika perkawinan tunduk pada KUH Perdata, suami berhak atas seluruh harta warisan istri jika tidak ada anak, atau bagian rata dengan anak jika ada keturunan. Harta bersama dibagi terlebih dahulu, dengan suami mendapatkan setengahnya.
  • Jika perkawinan tunduk pada KHI, suami berhak atas 1/2 harta warisan (tanpa anak) atau 1/4 harta warisan (ada anak). Harta bersama juga dibagi terlebih dahulu, dengan suami mendapatkan setengahnya.
  • Untuk menentukan hukum yang berlaku, perlu diketahui status perkawinan (apakah tunduk pada KUH Perdata atau KHI) dan ada/tidaknya perjanjian pisah harta.

Komentar yang terbit pada artikel "Istri Meninggal, Begini Status Waris Suaminya"

Kirim Komentar

Nama
Telp./HP
E-mail

Komentar

Captha

Komentar Facebook

Aparatur Desa

Kepala Desa

MOCH. PUJIYANTO

Sekretaris

AHMAD MUNTHOHAR

Kepala Dusun Krajan

NUR FAIZIN, S.Pd., C.LDSP

Kepala Seksi Pelayanan

SIGIT DWI CAHYONO, S.Pt

Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum

SYAMSUL HUDA MUH

Kepala Seksi Pemerintahan

SRI WAHYUNI

Kepala Dusun Padangan

MUNAWAN

Kepala Dusun Kedungwungu

BAMBANG TRI MULYANTO

Kepala Dusun Ngampel

TRI CAHYADI

Kepala Urusan Keuangan

NGADENAN

Kepala Seksi Kesra

YAHMAN

Pegawai Desa

PUJI SLAMET

Pegawai Desa

SITI KALIFATUN MUNAFIAH

Layanan Mandiri
Layanan Mandiri
Layanan Mandiri
Layanan Mandiri

Desa Panunggalan

Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah

Agenda

Belum ada agenda terdata

Komentar

Media Sosial

Statistik Pengunjung

Hari ini:94
Kemarin:119
Total:10.140
Sistem Operasi:Unknown Platform
IP Address:216.73.216.110
Browser:Mozilla 5.0

Transparansi Anggaran

APBDes 2025 Pelaksanaan

Pendapatan

AnggaranRealisasi
Rp 3.652.914.000,00Rp 604.613.461,00

Belanja

AnggaranRealisasi
Rp 3.420.567.008,00Rp 1.256.682.620,00

Pembiayaan

AnggaranRealisasi
Rp -232.346.992,00Rp 98.903.008,00

APBDes 2025 Pendapatan

Hasil Usaha Desa

AnggaranRealisasi
Rp 7.000.000,00Rp 5.552.000,00

Hasil Aset Desa

AnggaranRealisasi
Rp 856.675.000,00Rp 305.300.000,00

Dana Desa

AnggaranRealisasi
Rp 1.648.041.000,00Rp 0,00

Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi

AnggaranRealisasi
Rp 146.281.000,00Rp 36.569.000,00

Alokasi Dana Desa

AnggaranRealisasi
Rp 505.917.000,00Rp 252.154.540,00

Bantuan Keuangan Provinsi

AnggaranRealisasi
Rp 400.000.000,00Rp 0,00

Bantuan Keuangan Kabupaten/kota

AnggaranRealisasi
Rp 80.000.000,00Rp 0,00

Bunga Bank

AnggaranRealisasi
Rp 9.000.000,00Rp 5.037.921,00

APBDes 2025 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa

AnggaranRealisasi
Rp 1.230.620.699,00Rp 359.921.620,00

Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa

AnggaranRealisasi
Rp 1.648.147.760,00Rp 681.026.000,00

Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa

AnggaranRealisasi
Rp 311.060.000,00Rp 112.935.000,00

Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa

AnggaranRealisasi
Rp 45.583.549,00Rp 20.000.000,00

Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa

AnggaranRealisasi
Rp 185.155.000,00Rp 82.800.000,00

Lokasi Kantor Desa

Latitude:-7.128719235385461
Longitude:111.07158422470093

Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan - Jawa Tengah

Buka Peta

Wilayah Desa